Produksi Kedelai Edisi 2; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT
Atman
Telah di baca oleh 0 pemustaka, dengan total durasi baca 00:00:00
Deskripsi Buku
Perkembangan luas area panen di Indonesia sejak 1993 memperlihatkan tendensi menurun bahkan mencapai 220 tahun 1993 seluas 1 468 316 ha menjadi 459 ha di tahun 2007 Hal ini disebabkan karena makin rendahnya minat petani dalam membudidayakan kedelai akibat dari masih rendahnya produktivitas kedelai berkisar 0 6 2 0 t ha dan rata rataPerkembangan luas area panen di Indonesia sejak 1993 memperlihatkan tendensi menurun, bahkan mencapai 220% (tahun 1993 seluas 1.468.316 ha menjadi 459 ha di tahun 2007). Hal ini disebabkan karena makin rendahnya minat petani dalam membudidayakan kedelai akibat dari masih rendahnya produktivitas kedelai (berkisar 0,6-2,0 t/ha, dan rata-rata <1,5 t/ha) sehingga tidak ...mampu bersaing dengan kedelai dari negara lain yang memiliki produktivitas jauh lebih tinggi. Selain itu, produktivitas ini juga jauh lebih rendah dibandingkan potensinya yang mencapai 4,68 t/ha dan produktivitas hasil penelitian yang berkisar 3,0-3,5 t/ja. Produktivitas yang tinggi ini dapat dicapai bila menerapkan inovasi teknologi yang tepat. Inovasi tersebut adalah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kedelai. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan inovasi PTT kedelai di lahan sawah mampu meningkatkan hasil sampai 30%, sedangkan di lahan kering dapat mencapai 70%. Secara umum buku ini berisi informasi tentang inovasi PTT kedelai yang terdiri dari lima komponen teknologi dasar, yaitu: 91) Varietas unggul baru (VUB); (2) Benih bermutu dan berlabel; (3) Pembuatan saluran drainase; 94) Pengaturan populasi tanaman; dan (5) Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) secara terpadu, serta enam komponen teknologi pilihan, yaitu: (1) Penyiapan lahan; (2) Pemupukan sesuai kebutuhan tanaman; 93) Pemberian bahan organik; (4) Amelioran pada lahan kering masam; (5) Pengairan pada perriode kritis; dan (6) Panen dan pascapanen. Komponen teknologi ini dapat beragam atau sangat berbeda antara suhu satu wilayah dengan wilayah lainnya atau satu kelompok tani dengan kelompok tani lainnya karena ditentukan secara bersama-sama oleh petani melalui analisis kajian kebutuhan teknologi (need assessment).
